Bank Syariah Swasta Tak Ciut Dengan Bank Syariah BUMN

Bank swasta tak risau kelahiran Bank Syariah Indonesia nantinya bakal menggerus pasar mereka. Ini karena pangsa pasar bank syariah baru 6 persen.

Perbankan syariah swasta tak khawatir keberadaan PT Bank Syariah Indonesia Tbk akan menggerus pasar yang sudah mereka miliki. Mereka justru optimistis BSI akan menjadi jangkar bagi industri perbankan syariah.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) sekaligus Direktur Utama PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Achmad Kusna Permana menjelaskan BSI keyakinan didasarkannya pada total pangsa pasar bank syariah di Indonesia hanya 6 persen.

Dengan keberadaan BSI, ia justru meyakini pangsa pasar bank syariah di Indonesia akan meningkat. Untuk mencapai itu, BSI tak akan sibuk mengambil pasar bank syariah swasta.

Tapi, mereka akan melebarkan sayap menarik pasar yang belum terjamah oleh bank syariah sebelumnya.

"Jadi tidak perlu khawatir, tidak mungkin (BSI mengambil pasar bank syariah lain). Untuk apa ambil pasar bank syariah yang hanya 6 persen, mereka (BSI) harusnya keluar, garap pasar yang selama ini belum tersentuh bank syariah," ucap Permana kepada CNNIndonesia.com, Selasa (2/2).

Permana menyatakan BSI sebagai bank hasil merger dari anak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan membantu bank syariah lainnya dalam menyalurkan pembiayaan. Misalnya, BSI bisa menjadi mandated lead arranger (MLA) dalam kredit atau pembiayaan sindikasi dan mengajak bank syariah lainnya untuk menyalurkan pembiayaan tersebut.

"Contoh, ada kredit indikasi proyek infrastruktur Rp5 triliun. Tahun lalu tidak bisa karena ada batas maksimum pemberian kredit (BMPK), tidak bisa karena modal perbankan syariah kecil," ujar Permana.

[Gambas:Video CNN]

Saat ini, BSI memiliki modal cukup besar. Artinya, BSI bisa menjadi MLA untuk kredit sindikasi dan mengajak bank syariah lainnya untuk turut andil menyalurkan pembiayaan secara sindikasi tersebut.

"Jadi BSI Rp4 triliun dari Rp5 triliun, sisanya dibagi-bagi ke bank syariah lain. Itu kan dampaknya positif. Bantu bank-bank kecil. Kalau dulu yang ambil selalu bank konvensional, kalau sekarang bisa diambil bank syariah," jelas Permana.

Makanya, Permana menyebut BSI sebagai bank jangkar di industri perbankan syariah. Menurut dia, setiap industri harus ada satu bank yang berfungsi sebagai jangkar untuk meningkatkan pangsa pasar.

"Jadi bank kecil akan mengikuti. Banyak sisi positifnya," imbuh Permana.

Sementara, Direktur Utama BCA Syariah John Kosasih berharap BSI menyatakan seluruh bank syariah, baik yang memiliki aset besar dan kecil harus disiplin dalam melakukan inovasi dan mengembangkan infrastruktur digital.

"Bank syariah mau swasta atau BUMN tanpa terkecuali akan menyusut apabila tidak melakukan inovasi dan transformasi ke digital," ucap John.

Untuk BCA Syariah sendiri, perusahaan mengaku punya beberapa rencana pengembangan dari segi teknologi dan ekspansi fisik. Beberapa pengembangan itu berupa e-channel dan beberapa fitur.

Diketahui, BSI baru saja diresmikan kemarin, Senin (1/2) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Berdasarkan catatan perusahaan, BSI memiliki total aset sebesar Rp240 triliun, total pembiayaan sebesar Rp157 triliun, dana pihak ketiga (DPK) Rp210 triliun, dan modal inti Rp22,6 triliun.

0 comments