Perdana Menteri Belanda Mark Rutte ingin negaranya dapat menggantikan Inggris menjadi `pintu masuk` bagi kerja sama Amerika Serikat ke kawasan Eropa.
Keinginan ini dalam rangka menyambut pemerintahan Presiden AS Joe Biden sekaligus berakhirnya kepemimpinan Donald Trump. Alasan lain karena Inggris sudah menyatakan keluar dari Uni Eropa atau dikenal dengan peristiwa Britania Exit (Brexit).
"Belanda tentu saja, setelah kepergian Inggris dari Uni Eropa, ingin memainkan peran khusus dalam hubungan itu dengan Amerika, tidak hanya sebagai pintu gerbang fisik tetapi juga politik ke Eropa," kata Rutte, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (23/1).
Menurut Rutte, Belanda dapat memainkan peran tersebut karena merupakan negara yang punya hubungan baik dengan AS alias transatlantik.
"Kami tentu saja jauh lebih kecil dari Inggris, tetapi kami secara mental --dan Amerika melihat hal ini-- merupakan nehgara paling transatlantik di Eropa. Saya juga ingin menggunakan ikatan lama itu dan jmencoba memainkan peran dalam hubungan Amerika-Eropa," ujarnya.
Di Uni Eropa, Belanda dan Inggris menjadi sekutu dalam mengimplementasikan kebijakan pasar bebas. Keduanya sering memposisikan diri melawan Prancis dan Jerman di bidang perdagangan.
Di sisi lain, Rutte mengaku belum berkomunikasi langsung dengan Biden usai inagurasinya. Ia juga tidak berencana untuk menghubungi Biden dalam waktu dekat meski memiliki keinginan kerja sama.
Sebelumnya, Rutte dan kabinetnya mengundurkan diri usai terjadi skandal sistem tunjangan anak yang gagal dan membuat ribuan orang tua merugi. Pengunduran diri dinyatakan pada 15 Januari lalu.
Namun, Rutte tetap menduduki jabatannya sampai Maret 2021 atau sampai pemilihan perdana menteri baru berlangsung.
Sementara Biden baru saja memulai kepemimpinannya. Ia telah mengumumkan tokoh-tokoh yang akan duduk di kabinet sebagai menteri.
0 comments