Tip Investasi Properti Buat Generasi Milenial

Investasi properti bisa menghasilkan keuntungan yang menggiurkan. Berikut tip investasinya.

Generasi milenial Indonesia kian melek soal keuangan. Tak heran, tren investasi sejak dini semakin naik daun, salah satunya di sektor properti.

Direktur Eksekutif Jakarta Property Institute (JPI) Wendy Haryanto menyebut investasi properti menguntungkan dan cocok untuk mereka yang ingin berinvestasi jangka panjang.

Dia menilai berinvestasi di sektor properti menjadi lebih menggiurkan karena diuntungkan oleh UU Omnibus Law Cipta Kerja yang menjanjikan kemudahan perizinan.

Investor properti Anthony Sudarsono menilai investasi sektor properti bisa mendatangkan dua sumber keuntungan.

Pertama, kenaikan nilai dari modal (capital gain) dan kedua pendapatan dari menyewakan properti (cash flow).

Kerap dianggap sebagai aset yang tidak likuid, Anthony justru menilai properti merupakan instrumen yang paling likuid karena surat tanah bisa `disekolahkan` kepada perbankan jika Anda membutuhkan dana cepat.

Namun tentu terdapat risiko lainnya dalam proses meminjam uang di bank, Anda harus memastikan uang yang diputarkan itu bisa membayar sejumlah utang yang diambil beserta bunganya.

"Banyak yang bilang properti enggak likuid, justru paling likuid karena begitu ada peluang investasi lain, properti bisa disekolahkan, masukkin ke bank dan putar ke investasi lain," ujarnya.

Berikut beberapa tip praktis yang bisa digunakan dalam memilih properti untuk investasi:

1. Cek Reputasi Pengembang

Tak bisa dipungkiri nama pengembang (developer) juga menjadi alasan kuat yang dapat meyakinkan calon pembeli memutuskan bertransaksi.

Pasalnya, suatu pengembang bisa terkenal bukan tanpa alasan. Masyarakat telah memiliki ekspektasi tertentu ketika mendengar nama developer terkenal, entah itu dari kualitas yang sudah teruji atau faktor keamanan kalau properti yang dipesan bukan bagian dari penipuan terstruktur.

Para pengembang besar juga cenderung lebih bisa dipercaya karena jika kualitas yang dijual tidak sesuai, nama baik yang sudah dibangun lah yang jadi taruhan.

"Reputasi developer menentukan apakah pembangunan akan diselesaikan dengan baik, karena mereka akan berupaya sekuat tenaga untuk menyelesaikan komitmen terhadap pembeli untuk menjaga reputasi mereka," kata Wendy.

2. Cari Properti di Daerah Underdeveloped

Syarat pertama untuk mendapatkan capital gain dari investasi properti, menurut Anthony, adalah mencari lokasi yang tepat. Dalam hal ini di area yang belum terbangun dalam segi infrastruktur maupun fasilitas penunjang.

Pasalnya, di daerah ini biasanya harga properti jauh lebih murah dibandingkan dengan properti di daerah yang sudah lengkap fasilitasnya.

Dengan mendapatkan daerah yang tepat, potensi kenaikan nilai dari properti bisa berkisar antara 2-3 kali lipat dari modal beli. Sehingga, properti bisa dijual kembali di harga pasar `lumayan` saat daerah sudah ramai penghuni.

3. Cari Waktu yang Tepat

Membeli di saat yang tepat menjadi alasan lain yang harus masuk dalam kalkulasi calon investor. Anthony menyebut waktu pembelian akan menentukan di harga berapa properti dapat dikantongi.

Dia menyebut ada dua waktu yang tepat untuk membeli properti, pertama saat pre-sale ketika pengembang memerlukan antusias yang besar. Saat itu, pengembang biasanya berani membuka harga rendah.

Bahkan, menurut Anthony, harga pre-sale tak jauh lebih mahal dari modal yang dikeluarkan pengembang. Namun, perlu diingat, bahwa dalam pre-sale, Anda harus membayarkan sejumlah uang sebagai tanda jadi bahkan sebelum properti dibangun.

Artinya, uang Anda akan dipercayakan kepada developer dalam jangka panjang hingga kunci rumah ada di tangan.

Kedua, beli properti di kala krisis saat masyarakat cenderung menahan diri untuk melakukan pembelian aset besar seperti properti. Ketika permintaan lesu, harga pun turun. Di saat ini, Anda yang memiliki uang berlebih bisa mendapatkan deal terbaik yang mungkin tidak bisa didapat saat krisis tak melanda.

[Gambas:Video CNN]



0 comments